TERIMA KASIH TUHAN YESUS MEMBERKATI!
Berdirinya stasi “Bunda Hati Kudus Baulalongo” pada tahun 1992. Bapak Alfred D. Adaika, datang dari kampung Malino untuk membuka kebun di Baulalongo yang saat itu dikenal dengan sebutan “Cam”. Disebut Cam karena di tempat tersebut dibangun cam-cam untuk pengolahan kayu. Pada saat itu sudah ada beberapa keluarga yang membuka kebun dan membuat pondok-pondok di kebun untuk tinggal. Bapak Alfred D. Adaika adalah ketua umat di stasi Malino. Ia diminta oleh umat yang tinggal di pondok-pondok di cam untuk memberikan pelayanan ibadat. Namun umat yang tinggal terpencar di kebun-kebun dan saling berjauhan tersebut adalah umat atau Jemaat Protestan.
Bapak Alfred D. Adaika yang juga adalah pendiri stasi Malino, ia adalah putera asal kampung Nulion (sekarang paroki Nulion) memiliki semangat pelayanan yang tinggi, maka ia bersedia membuat Ibadat setiap Minggu secara bergiliran dari rumah ke rumah yang saling berjauhan di kebun itu sendiri. Setiap Minggu ia turun dari Malino melalui jalan kebun dan mulai mencari rumah yang akan diberikan pelayanan ibadat. Dan akhirnya awal tahun 1993, bapak Alfred D. Adaika pun merintis untuk membuka kampung Cam yang sekarang diberi nama “Baulalongo”.
Setelah membuat rumah darurat, beliau mengajak umat yang tadinya tinggal di kebun untuk membangun rumah di tempat yang dirintis oleh bapak Alfred D. Adaika untuk jadi kampung. Pada tahun 1993, resmi berdirilah kampung Cam atau Baulalongo dan bapak Alfred D. Adaika terus memberikan pelyanan secara Katolik kepada umat-umat Protestan tersebut. Kemudian bapak Alfred D. Adaika bersama umat membangun gereja darurat untuk tempat ibadah. Dan pada tahun 1995 baru ada penerimaan beberapa umat di kampung ini untuk resmi menjadi Katolik. Bapak Alfred D. Adaika, memberikan pelayanan dua stasi yaitu Stasi Malino dan Stasi Baulalongo. Penerimaan untuk beberapa orang tersebut diberikan oleh Pst. Edi MSC. Denagan adanya bangunan gereja darurat tersebut, maka pelayanan pun dipusatkan di kampung tersebut. Setelah gereja darurat ini berdiri, maka bapak Alfred D. Adaika meminta bapak Metodius Sabolan untuk membantu pelayanan tersebut, yakni pada tahun 2001 sampai pada tahun 2002. Pada tahun 2003 sampai 2006, stasi Baulalongo dilayani oleh bapak Paulus Landaiyo, guru Jumat dari Stasi Bentean. Pada awal tahun 2005, yakni Paroki Raja Damai Banggai dipimpin oleh P. Fanny St. Manengkey, MSC, dimulai pembangunan Gereja Stasi Bunda Hati Kudus Baulalongo, dengan peletakan batu pertama.
STATISTIK 2021